Category :

Ketahuilah bahwa seluruh rukun-rukun Islam sekaligus ajarannya mengandung tazkiyatun nufus. Rukun yang pertama adalah Tauhid.

Allah membicarakan tentang musyrikin:
“Sesungguhnya orang-orang musyrik adalah najis.” artinya jiwanya kotor dan tidak bersih. Juga shalat. Aktifitas ini dapat membersihkan jiwa.

Allah berfirman (artinya) : “Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.”

Simak penjelasannya lebih lanjut!

Pelajaran yang bisa diambil dalam pelajaran sebelumnya ialah menetapkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanyalah seorang hamba, maka hendaknya ia tidak ghuluw (berlebihan) terhadap beliau.

Dan juga, penetapan bahwa beliau adalah Rasulullah, padanya terdapat kelaziman (konsekuensi) yang harus Anda ketahui.

Apabila dalam syahadat Laa ilaaha ilallah rukunnya dua (nafi dan itsbat), maka dalam syahadat Rasulullah rukunnya juga dua (abduhu dan rasuluh).

Mau tahu selengkapnya … Yuk kita simak bersama-sama!

Melanjutkan pembahasan sebelumnya, kini menginjak pada rukun Islam yang pertama, yakni tentang syahadatain.

Dua perkara ini adalah satu paket. Yang mana merupakan syarat diterimanya amalan yakni Ikhlas dan ittiba’.

Bagaimana penjelasan detailnya? Simak video berikut ini!

Mengenal Agama Islam dengan Dalil-Dalinya dan Tingkatan-Tingkatan agama Pada setiap tingkatan ini memiliki rukun-rukun, ada Arkanul Islam, Arkanul Iman, dan Ruknul Ihsan. Kita awali dengan Arkanul Islam (Rukun Islam). Rukun Islam ada lima yakni:

عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم .

Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Masih melanjutkan tema sebelumnya “Mengenal Islam dengan Dalil-Dalilnya”: (Dalam rangka) Membangun aqidah, ibadah, muamalah, akhlak kita …

Bagaimana kita mewujudkannya dengan dalil-dalil yang diajarkan agama.

Mengenal Islam dengan Dalil-Dalilnya

Dalam rangka mendidik kita harus menjadi ahlul ittiba’ dan bukan ahlut taqlid.

Apa itu Islam?

Mari sama-sama kita mengupasnya

Menyembelih (adz-Dzabh)

Menyembelih adalah termasuk ibadah yang harus ditujukan kepada Allah Ta’ala, tidak boleh diberikan kepada selain-Nya.

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. ” (Surat al-An’am: 162)

Dua hal yang harus kita teliti dalam menyembelih:
1. Tamiyah
2. Qasdu Simak

Paparannya dalam video yang ringkas ini!

Tawakal

Para ulama menyebutkan bahwa tawakal adalah pasrahnya hati disertai dengan mengambil sebab. Barangsiapa yang bersandar kepada sebab maka dia musyrik.Barangsiapa menghilangkan sebab maka dia mencela sunnah dan barangsiapa yang mengambil sebab tetapi dia tidak menyandarkan perkaranya kepada Allah maka ia cacat keimanannya.

Allah berfirman:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya,” (Surat ath-Thalaaq: 3).

Raja’ (Berharap)
Berharap adalah satu di antara bagian amalan ibadah, berharap yang hanya boleh digantungkan kepada Allah , yang merupakan kekhususan Allah, maka tidak boleh dia sandarkan kepada para makhluk.

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Surat al-Kahfi: 110)