Category :

Bab al-Quran al-karim

(Pengertian) al Qur-aan dalam bahasa : (Al Qur-an adalah bentuk) masdar (dari) Qoro-a dengan makna membaca atau dengan makna mengumpulkan. Anda mengatakan Qoro-a Qur-an wa Qur-aanan seperti (halnya jika) anda mengatakan Ghofaro Ghufron wa Ghufroonan . Makna pertama [membaca] (adalah bentuk) masdar dengan makna isim maf’ul, yaitu dengan makna yang dibaca. (Sedangkan) makna kedua [mengumpulkan] (adalah bentuk) masdar dengan makna isim fa’il, yaitu dengan makna pengumpul untuk menghimpun khabar khabar dan hukum hukum [1] (Pengertian) Alqur-an dalam syari’at : (Al Qur-an adalah) ucapan ( kalam ) Allah ta’alaa yang diturunkan kepada Rosul-Nya dan Penutup para nabi-Nya, (yaitu) Muhammad shalallahu’alaihi wa salam , dimulai dengan surat Al Faatihah, dan diakhiri dengan surat An Naas.. Allah ta’ala berfirman: (إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلاً) (الانسان:23) “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” . (Al Insaan: 23) (إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآناً عَرَبِيّاً لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ) (يوسف:2) “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”. (Yusuf: 2)
(Terjemah Ushul Tafsir yang dipublikasikan oleh Privat Bahasa Arab, admin Sofwan)

Sesungguhnya di antara perkara terpenting dalam mempelajari setiap bidang ilmu adalah hendaklah seorang mempelajari ilmu itu dari ushul-nya, yaitu hal pokok yang sangat mendasar dari ilmu itu. Karena hal ini akan sangat membantu dalam memahami dan men-takhrij (mengeluarkan/menggalinya) ilmu itu secara benar berdasarkan ushul tersebut. Sehingga ilmu yang diperolehnya dibangun di atas landasan yang kuat dan sandaran yang kokoh. Dikatakan: “Barangsiapa yang meninggalkan ushul, ia tidak akan sampai pada tujuan.” Di antara bidang ilmu yang paling agung, bahkan yang paling agung dan paling mulia, adalah ilmu tafsir yang merupakan penjelas makna kalam Allah ‘Azza wa Jalla. Para ulama telah meletakkan dasar-dasar ilmu tafsir, sebagaimana mereka telah melakukannya dalam ilmu hadits dan ilmu fiqih. (Muqadimah Ushul Tafsir, diposkan oleh: Sofwan via privat bahasa Arab) –

Al-Qur’an sebagai penyejuk hati orang beriman. Kali ini Yufid Edu berhasil meliput kajian dengan tema Tafsir Surat al-Qariah (Surah al-Qariah / Surat al-Qariah). Surat ini tergolong ayat Makkiyah dan padanya ada 11 ayat.

Silahkan bagi Anda yang ingin mengikuti kajian ini, bisa mengambil barang sejenak al-Quran dan terjemahannya, mari kita simak secara seksama penjelasan surat al-Qoriah yang meliputi: asbabun nuzul surat al qoriah, hikmah surat al qoriah, sebab turunnya surat al qoriah, penjelasan surat al qoriah, kejadian hari kiamat menurut surat al qoriah, surat al qoriah mp3, puitisasi surat al qoriah, tafsir tentang hari kiamat, isi kandungan surah al qoriah ayat 4, surah al qariah, neraka hawiyah, gambaran hari kiamat, dan hal-hal yang masih terkait dengan surat tersebut.

Semoga ceramah umum ini bermanfaat bagi hidup Anda, ajak kawan dan saudara untuk menontonnya. Barangsiapa menunjukkan kebaikan kepada orang lain, maka ia mendapatkan pahala semisal dengannya (al hadits).

Sebuah kitab klasik yang tiada banding, menyajikan secara ilmiah perkara tauhid sekaligus mempreteli lawannnya, yakni kesyirikan. Mari perdalam lagi tauhid kita, di mana sekarang kita dapati banyak orang yang rela menggadaikan aqidah, hanya karena sesuap nasi.

Untuk menggapai keberhasilan dan kebahagiaan serta terhindar dari kerugian di dunia dan akhirat, wajib bagi seorang muslim untuk memperhatikan dan membekali dirinya dengan empat hal, yaitu:

1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil yang benar.

2. Amal, ialah menerapkan ilmu.

3. Da’wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu.

4. Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkan dan berda’wah kepadanya.

Ibn Al-Qayyim menyebutkan enam cara yang dilakukan oleh setan dalam menggoda manusia supaya tersesat:

1. Setan membujuk manusia agar mengingkari Allah atau menyekutukan-Nya. Jika tidak berhasil, dia beralih pada cara yang kedua.

2. Setan membujuk manusia agar melakukan bid’ah yang sesat. Jika manusia berpegang teguh pada Sunnah, setan beralih pada cara yang ketiga.

3. Setan menggoda manusia untuk melakukan dosa-dosa besar. Jika manusia terjaga dari dosa besar, dan masih banyak lagi upaya setan untuk menjerumuskan manusia kedalam kesesatan.

Kata-kata sial sering terucap di lidah manusia bahkan sudah menjadi hal yang tabu. Apakah hal tersebut boleh diucapkan dengan lisan ataupun cukup dalam batin saja? Mengapa banyak orang beranggapan sial dengan sesuatu yang belum pasti itu benar adanya? Bagaimana sikap yang seharusnya seorang muslim sadari dari hal tersebut?

Yuk simak selengkapnya di video kajian berikut..

Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berarti segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik ucapan, perbuatan maupun penetapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam , memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penjelas dan penjabar dari al-Qur’an yang mulia, yang merupakan sumber utama syariat Islam. Oleh karena itu, tanpa memahami sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik, seseorang tidak mungkin dapat menjalankan agama Islam dengan benar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَأَنزلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نزلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), supaya mereka memikirkan.”
(Qs. an-Nahl: 44).

Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa`: 10)

Ayat diatas secara tegas menyebutkan bahwa diantara dosa-dosa besar adalah memakan harta anak yatim secara zalim.

Yuk tonton penjelasan selanjutnya dalam video Tujuh Pembinasa Ke-7 ini!

Tahukah Anda bahwa dosa yang paling ringan orang yang memakan harta dari cara riba adalah seperti dia menzinai ibu kandungnya sendiri. Naudzubillah min dzalik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan saudaranya.”
(HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)

Yuk tonton video Tujuh Pembinasa Ke-6: Memakan Harta Riba – Ustadz Afifi Abdul Wadud. Semoga kita terhindar dari mencari nafkah dengan cara riba. Aamiin …